ADMIN | 497 x Dibaca | 1 tahun yang lalu
METFORMIN
Metformin merupakan obat diabetes mellitus tipe 2 dari golongan biguanida yang beredar dipasaran. Metformin merupakan obat DM tipe 2 yang sering digunakan pada pasien yang memiliki berat badan berlebih. Penurunan berat badan disebabkan karena metformin melaluimekanisme peningkatan hormon kenyang yang diekskresikan oleh L-cell di traktus gastrointestinal, yaitu GLP-1
Farmakologi
menurunkan kadar glukosa darah dengan cara menurunkan produksi glukosa di hati (efek primer), meningkatkan sensitivitas insulin, serta menurunkan absorpsi glukosa di usus sehingga terjadi penurunan berat badan.
Indikasi
DM tipe 2 ( NIDDM ) yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan diet dan aktivitas fisik.
Dosis
Dewasa & anak > 10 tahun: dosis awal 500 mg setelah sarapan untuk sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan dan makan malam untuk sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan, setelah makan siang dan setelah makan malam. Dosis maksimum 2 g sehari dalam dosis terbagi.
Dosis metformin diturunkan pada pasiendengan gangguan fungsi ginjal (LFG 30-60 ml/menit/1,73m2). Metformin tidak boleh diberikanpada beberapa keadaan seperti LFG <30 ml/menit/1,73m2, adanya gangguan hati berat, serta pasien-pasien dengan kecenderungan hipoksemia (penyakit sepsis, serebrovaskular, PPOK, gagal jantung kelas III –IV.
Efek Samping
Efek samping saluran cerna pada awal pemberian metformin umum terjadi, dan dapat menetap pada beberapa pasien, terutama jika diberikan dosis sangat tinggi 3 g per hari. Metformin dapat menyebabkan asidosis laktat yang banyak terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, oleh karena itu jangan diberikan bahkan pada gangguan fungsi ginjal ringan.
Hubungan Metformin dengan PCOS
Metformin menjadi obat diabetes oral yang juga dapat diberikan sebagai bagian terapi pasien yang mengidap polycystic ovary syndrome (PCOS). Dalam hasil studi terbaru disebutkan bahwa metformin dapat memperbaiki keteraturan siklus menstruasi, menurunkan indeks massa tubuh/IMT, testosteron, dan luteinizing hormone (LH)
Postingan lain
© 2024 Klinik Apoteker